Absurd: Artis Korea Dibenci Haters karena Terlalu Sopan
kabarsantai – Dunia hiburan Korea Selatan tak pernah kehabisan cerita unik, tapi yang satu ini benar-benar di luar nalar. Seorang artis muda justru dibenci sebagian netizen gara-gara… terlalu sopan. Ya, terlalu sopan — sesuatu yang seharusnya jadi nilai plus malah memicu gelombang komentar nyinyir di internet.
Kejadian ini bermula ketika Han Ji-woo, penyanyi sekaligus aktris pendatang baru, menghadiri acara musik mingguan di Seoul. Dalam video di balik layar yang diunggah oleh staf produksi, Ji-woo terlihat menunduk hampir 90 derajat kepada seluruh kru, bahkan saat hanya lewat di lorong studio. Ia juga tak henti mengucapkan “kamsahamnida” dan “annyeonghaseyo” setiap kali bertemu siapa pun — dari sesama artis sampai staf kebersihan.
Namun, yang seharusnya dianggap sebagai sikap rendah hati malah dipelintir sebagian warganet. “Terlalu dibuat-buat,” tulis seorang pengguna forum daring. “Dia seperti sedang audisi jadi malaikat,” tambah yang lain dengan nada sarkastik.
Dari Sopan Jadi Kontroversi
Dalam beberapa hari, nama Han Ji-woo langsung naik ke trending topic Korea. Ironisnya, sebagian besar perbincangan berisi debat antara mereka yang memuji kesopanannya dan mereka yang menuduhnya berpura-pura.
“Orang sekarang sulit membedakan ketulusan dengan pencitraan,” tulis kolumnis budaya pop Kang Min-ho dalam artikel di The Korea Daily. Menurutnya, fenomena ini mencerminkan tekanan sosial di dunia hiburan Korea yang sangat perfeksionis.
“Idol atau aktor harus tampil ideal — cukup sopan tapi tidak terlalu, cukup ramah tapi tidak berlebihan. Sekali melampaui batas tak terlihat itu, publik akan menganggapnya tidak wajar,” jelas Kang.
Netizen: Antara Realistis dan Sinis
Beberapa penggemar menilai bahwa kritik tersebut mencerminkan kelelahan publik terhadap citra idol yang dianggap terlalu “disetir” oleh agensi. “Mungkin orang sudah bosan dengan kesempurnaan palsu,” kata pengguna X (Twitter) bernama @namu_nuna. “Tapi tidak adil juga kalau ketulusan Ji-woo malah dianggap akting.”
Meski demikian, ada pula yang membela Ji-woo. Di platform Weverse, ribuan penggemar menuliskan pesan dukungan, menyebutnya sebagai sosok yang tetap rendah hati di tengah gemerlap industri hiburan. “Lebih baik terlalu sopan daripada terlalu sombong,” tulis seorang penggemar dengan emoji hati biru.
Fenomena “Too Polite Syndrome”
Psikolog budaya Dr. Lee Haneul menyebut fenomena ini sebagai “Too Polite Syndrome”, di mana sikap baik seseorang justru memancing skeptisisme karena standar sosial yang tidak seimbang.
“Di era media sosial, publik sering kali menuntut selebritas untuk menjadi ‘manusia biasa’ — punya sisi lucu, sedikit nyinyir, sedikit santai. Tapi ketika mereka benar-benar tampil sopan dan serius, malah dianggap tidak otentik,” ujar Dr. Lee.
Ia menambahkan, sikap publik yang sinis juga dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dengan artis-artis yang ternyata menyimpan skandal di balik citra manis. “Masyarakat jadi curiga duluan, seolah kesopanan adalah topeng.”
Reaksi Han Ji-woo
Menanggapi sorotan ini, Han Ji-woo akhirnya buka suara lewat siaran langsung di kanal pribadinya. Dengan senyum tenang, ia berkata, “Saya tumbuh di keluarga yang menekankan etika. Saya hanya ingin memperlakukan orang dengan hormat, bukan untuk pencitraan.”
Ucapan itu justru membuat penggemarnya semakin tersentuh. Banyak yang memuji Ji-woo karena tetap tenang di tengah tekanan. “Ia memberi contoh bahwa kebaikan tidak perlu dijelaskan panjang,” tulis komentar di kolom siaran langsungnya yang telah ditonton jutaan kali.
Ketika Kebaikan Jadi Aneh
Kisah Han Ji-woo menunjukkan sisi absurd dari dunia hiburan modern — bahwa bahkan kebaikan pun bisa disalahpahami. Di tengah industri yang menuntut kesempurnaan, sikap tulus justru tampak asing.
Namun, bagi banyak orang, Ji-woo menjadi pengingat sederhana bahwa bersikap sopan bukanlah kelemahan. Dunia boleh menertawakan, tapi kebaikan yang konsisten selalu menemukan jalannya sendiri.
Mungkin di era serba cepat dan sinis ini, “terlalu sopan” bukanlah masalah — melainkan keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri di tengah sorotan yang tak pernah padam.

