Viral Perkelahian Sopir Truk vs Supeltas di Jombang, Ini Kronologi
Viral Perkelahian Sopir Truk dan Supeltas di Jombang
Peristiwa perkelahian antara sopir truk dan penyeberang jalan atau supeltas di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, menjadi sorotan publik setelah videonya beredar luas di media sosial. Insiden yang terjadi pada Selasa sore itu memantik berbagai reaksi warganet, mulai dari keprihatinan hingga perdebatan soal peran supeltas di titik-titik rawan kemacetan.
Video berdurasi singkat memperlihatkan adu mulut yang berujung saling dorong hingga baku pukul di perempatan Dusun Sedamar, Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito. Meski tampak singkat, kejadian tersebut menyimpan rangkaian sebab-akibat yang cukup panjang dan akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan oleh kepolisian setempat.
Kronologi Lengkap Kejadian di Perempatan Sumobito
Menurut keterangan resmi Kapolsek Sumobito, AKP Bagus Tejo Purnomo, peristiwa bermula sekitar pukul 16.30 WIB saat arus lalu lintas di perempatan Dusun Sedamar mengalami kepadatan cukup parah. Pada waktu itu, banyak kendaraan dari berbagai arah saling berebut ruang, sehingga kondisi jalan menjadi semrawut.
Di tengah kemacetan tersebut, seorang supeltas bernama Sugeng Sugiarto tengah berupaya mengatur lalu lintas agar kendaraan bisa bergerak bergantian. Namun, dari arah timur terdapat kendaraan yang belum juga melaju meski sudah diberi isyarat. Situasi ini membuat antrean kendaraan dari arah lain semakin panjang.
Tidak lama berselang, sebuah truk yang datang dari arah selatan membunyikan klakson berulang kali. Bunyi klakson itu dianggap sebagai bentuk protes terhadap lambannya arus lalu lintas. Aksi tersebut memicu emosi supeltas lain, Zaki Ashari, yang kemudian menegur sopir truk dengan nada tinggi.
Adu Mulut hingga Kontak Fisik
Teguran yang awalnya dimaksudkan untuk menenangkan situasi justru berujung pada adu mulut. Sopir truk dan supeltas saling melontarkan kata-kata keras. Emosi yang tidak terkendali membuat keduanya turun dari posisi masing-masing dan terjadi dorong-dorongan.
Dalam hitungan detik, adu mulut berubah menjadi kontak fisik. Beberapa orang di sekitar lokasi sempat mencoba melerai, namun situasi sudah terlanjur memanas. Aksi tersebut direkam oleh warga dan diunggah ke media sosial, sehingga dengan cepat menyebar dan menjadi viral.
Beruntung, perkelahian tidak berlangsung lama. Warga sekitar bersama aparat desa setempat berhasil menghentikan keributan sebelum menimbulkan korban serius atau kerusakan kendaraan.
Respon Cepat Kepolisian
Setelah video viral, Polsek Sumobito segera bergerak untuk mengamankan situasi. Kedua belah pihak—dua sopir truk asal Sidoarjo dan dua supeltas setempat—dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
AKP Bagus Tejo Purnomo menjelaskan bahwa polisi mengedepankan pendekatan persuasif dan kekeluargaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa peristiwa tersebut murni dipicu emosi sesaat akibat tekanan lalu lintas yang padat, bukan karena unsur kriminal yang direncanakan.
“Kami memfasilitasi mediasi agar masalah ini tidak berlarut-larut. Kedua pihak sudah saling memahami dan sepakat berdamai,” ujar AKP Bagus.
Penyelesaian Secara Kekeluargaan
Dalam proses mediasi, sopir truk dan supeltas sepakat untuk saling meminta maaf. Mereka menyadari bahwa tindakan kekerasan tidak menyelesaikan masalah, justru berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain. Kesepakatan damai tersebut dituangkan dalam pernyataan tertulis yang disaksikan oleh aparat kepolisian.
Kepolisian juga memberikan imbauan kepada kedua pihak agar lebih menahan emosi di jalan raya. Sopir truk diminta untuk lebih sabar menghadapi kemacetan, sementara supeltas diingatkan agar menjalankan perannya secara persuasif dan menghindari konfrontasi.
Fenomena Supeltas dan Kemacetan Jalan
Peristiwa ini kembali membuka diskusi tentang keberadaan supeltas di persimpangan jalan. Di satu sisi, kehadiran mereka kerap membantu kelancaran arus lalu lintas di titik-titik rawan macet. Namun di sisi lain, tidak sedikit yang menilai keberadaan supeltas justru menambah potensi konflik, terutama ketika terjadi miskomunikasi dengan pengguna jalan.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa pengaturan lalu lintas secara resmi tetap menjadi kewenangan petugas yang berwenang. Masyarakat diimbau untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mematuhi aturan lalu lintas, serta tidak mudah terpancing emosi.
Imbauan untuk Masyarakat
AKP Bagus juga mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menyikapi video viral. Menurutnya, potongan video sering kali tidak menggambarkan keseluruhan kejadian. Oleh karena itu, publik diminta menunggu klarifikasi resmi sebelum menarik kesimpulan.
“Kami berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang beredar di media sosial. Jika ada masalah di jalan, serahkan kepada aparat untuk ditangani sesuai prosedur,” tegasnya.
Pelajaran dari Insiden Sumobito
Insiden perkelahian sopir truk dan supeltas di Sumobito menjadi pengingat pentingnya pengendalian emosi di ruang publik, terutama di jalan raya yang rawan konflik. Kemacetan, tekanan waktu, dan kelelahan sering kali menjadi pemicu pertikaian kecil yang bisa membesar jika tidak dikelola dengan baik.
Dengan penyelesaian damai yang ditempuh, diharapkan kejadian serupa tidak terulang. Sinergi antara pengguna jalan, masyarakat, dan aparat penegak hukum menjadi kunci terciptanya lalu lintas yang aman, tertib, dan kondusif di Kabupaten Jombang dan daerah lainnya.
Baca Juga : Viral Pesawat di Jalan Soetta, Polisi Pastikan Bukan Kecelakaan
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : cctvjalanan

