Buku Karya Riko Pakei Tentang “Potret Anak Jalanan” Menjadi Solusi Penanganan Anak Jalanan di Luar Panti
kabarsantai.web.id Sebuah karya ilmiah yang menyentuh sisi kemanusiaan kembali lahir dari dunia akademik Papua. Buku berjudul “Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Harapan)” karya Riko Pakei menjadi perhatian banyak pihak setelah resmi dilaunching dan dibedah di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih (FISIP Uncen), Jayapura. Acara ini menjadi ajang refleksi sosial yang menggugah kepedulian terhadap nasib anak-anak jalanan di luar panti, sekaligus menjadi ruang dialog bagi akademisi, pekerja sosial, dan mahasiswa untuk mencari solusi nyata dalam penanganan permasalahan sosial yang kompleks ini.
Kegiatan peluncuran buku tersebut berlangsung hangat dan sarat makna. Hadir dalam acara tersebut berbagai tokoh penting seperti Wakil Dekan I FISIP Uncen, Eduard M. Johanis Kocu, Guru Besar Sosiologi Uncen, Profesor Avelinus Lefaan, Direktur Yayasan Pelita Papua sekaligus Pekerja Sosial (Peksos) Amoye Pakei, serta Editor Buku, Roberthus Yewen. Puluhan mahasiswa dari Program Studi Sosiologi dan Kesejahteraan Sosial turut hadir menyimak pembahasan yang berlangsung dengan penuh antusias.
Acara Peluncuran yang Menginspirasi
Peluncuran buku “Potret Anak Jalanan” dibuka dengan sambutan dari perwakilan Dekan FISIP Uncen yang menekankan pentingnya kontribusi akademik terhadap permasalahan sosial di masyarakat. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Eduard M. Johanis Kocu mengapresiasi kerja keras Riko Pakei sebagai salah satu alumni FISIP yang mampu mengangkat tema yang relevan dan penuh makna.
“Mewakili pimpinan fakultas, kami memberikan apresiasi dan merasa bangga atas kegiatan akademik ini. Buku ini bukan hanya karya ilmiah, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap masalah sosial yang nyata di sekitar kita,” ujar Eduard.
Suasana aula terasa hidup ketika video dokumenter singkat tentang proses riset dan penulisan buku ditayangkan. Dalam video tersebut, tergambar perjuangan penulis yang terjun langsung ke lapangan, berdialog dengan anak-anak jalanan, mendengarkan cerita mereka, dan mengamati kehidupan mereka dari dekat. Pendekatan humanis inilah yang membuat karya Riko Pakei terasa autentik dan menyentuh.
Buku yang Lahir dari Kepedulian dan Observasi Lapangan
Dalam diskusi yang berlangsung, Riko Pakei menjelaskan bahwa buku “Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Harapan)” lahir dari hasil penelitian dan observasi lapangan selama beberapa tahun. Ia menelusuri kehidupan anak-anak yang menghabiskan hari-harinya di jalanan — menjajakan barang, mengamen, atau sekadar mencari makanan — tanpa perlindungan sosial yang memadai.
Menurutnya, permasalahan anak jalanan bukan hanya soal kemiskinan ekonomi, tetapi juga krisis kasih sayang, pendidikan, dan kesempatan. Banyak dari mereka yang sebenarnya masih memiliki keluarga, tetapi kondisi sosial dan tekanan hidup membuat mereka memilih turun ke jalan.
“Anak jalanan bukan sekadar objek belas kasihan, mereka adalah subjek kehidupan yang punya mimpi dan potensi. Buku ini mencoba menggambarkan sisi manusiawi mereka, agar kita bisa melihat mereka dengan empati, bukan sekadar sebagai masalah sosial,” ujar Riko dalam sesi dialog.
Buku ini juga menawarkan konsep penanganan alternatif terhadap anak jalanan yang tidak selalu harus melalui panti sosial. Riko mengusulkan pendekatan berbasis komunitas dan keluarga, dengan memperkuat peran masyarakat dan lembaga lokal dalam membimbing anak-anak agar bisa kembali ke lingkungan yang aman.
Apresiasi dari Kalangan Akademik dan Pemerintah
Guru Besar Sosiologi Uncen, Prof. Avelinus Lefaan, dalam kesempatan yang sama memberikan pandangan akademiknya terhadap karya tersebut. Ia menilai bahwa buku Riko bukan hanya sebuah hasil penelitian, melainkan refleksi sosial yang bisa dijadikan rujukan oleh pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan.
“Kita butuh pendekatan baru dalam menangani anak jalanan. Karya ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk berpikir lebih holistik, tidak hanya dengan cara mengamankan, tapi juga memberdayakan mereka,” ujar Prof. Avelinus.
Sementara itu, perwakilan dari Yayasan Pelita Papua, Amoye Pakei, menambahkan bahwa karya seperti ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan kerja sosial di lapangan. Menurutnya, data dan refleksi yang tertulis dalam buku ini bisa menjadi dasar bagi program-program sosial yang lebih tepat sasaran.
Harapan untuk Dampak Nyata di Masyarakat
Wakil Dekan I FISIP Uncen, Eduard Kocu, menutup acara dengan harapan besar agar karya Riko Pakei bisa memberi dampak luas, tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di pemerintahan daerah dan lembaga sosial. “Kami berharap buku ini menjadi pemantik diskusi baru dan referensi bagi para peneliti, dosen, serta mahasiswa untuk terus melanjutkan riset yang berdampak nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Eduard juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani permasalahan sosial di Papua, termasuk isu anak jalanan. Ia menyebutkan bahwa peran lembaga pendidikan sangat strategis dalam melahirkan gagasan-gagasan progresif yang bisa diimplementasikan oleh pemerintah daerah.
Menumbuhkan Empati dan Kesadaran Sosial
Acara peluncuran buku ini menegaskan bahwa kepedulian sosial dapat berawal dari ruang akademik. Karya Riko Pakei menjadi contoh bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti di ruang kelas atau jurnal, tetapi bisa menjadi alat untuk perubahan sosial yang nyata.
Buku “Potret Anak Jalanan” bukan hanya menawarkan data dan teori, tetapi menghadirkan narasi kemanusiaan yang kuat. Ia mengajak pembaca untuk membuka mata terhadap realitas anak-anak yang hidup di pinggir jalan, dan mengingatkan bahwa setiap anak berhak atas masa depan yang layak.
Dengan dukungan dari civitas akademika, lembaga sosial, dan pemerintah, buku ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk membangun kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Melalui karya seperti ini, Papua menunjukkan bahwa dari tanah yang jauh di timur, selalu ada gagasan besar tentang kemanusiaan yang lahir untuk Indonesia.

Cek Juga Artikel Dari Platform hotviralnews.web.id
