Warga Non-PKH dan Non-BPNT Kini Berpeluang Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu
kabarsantai.web.id Kabar gembira datang bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum pernah menerima bantuan sosial reguler.
Pemerintah kembali meluncurkan program Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) dengan total nilai Rp900 ribu per penerima.
Program ini secara khusus menyasar keluarga non-penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Tujuan utamanya adalah menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kelompok rentan tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok, terutama menjelang akhir tahun fiskal.
Kementerian Sosial menyebut program ini merupakan bagian dari strategi perlindungan sosial adaptif, yang dirancang agar bantuan dapat menjangkau kelompok masyarakat yang belum terdaftar dalam bansos reguler.
“Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang selama ini belum masuk dalam daftar penerima PKH atau BPNT,” ujar perwakilan Kemensos dalam keterangan tertulis.
Sasaran Utama dan Mekanisme Penyaluran
BLT Kesra dirancang untuk menjangkau masyarakat miskin dan rentan yang belum tercatat dalam program bantuan tetap.
Kriteria penerima ditetapkan berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) serta hasil verifikasi dari pemerintah daerah.
Setiap penerima akan menerima bantuan tunai senilai Rp900 ribu yang disalurkan melalui rekening bank penyalur Himbara, seperti Bank BRI, BNI, BTN, dan Mandiri.
Penyaluran dilakukan secara bertahap dan diawasi langsung oleh Kementerian Sosial bersama pemerintah daerah.
Proses pencairan dilakukan tanpa potongan biaya apa pun.
Penerima hanya perlu membawa KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk diverifikasi di lokasi penyaluran.
“Kami memastikan bantuan ini tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan program lain,” tegas Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah II Kemensos.
Menjaga Daya Beli di Tengah Tekanan Ekonomi
Pemerintah menilai penyaluran BLT Kesra sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat kecil.
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, kenaikan harga bahan pokok, serta ancaman inflasi membuat banyak keluarga berpenghasilan rendah kesulitan mempertahankan daya beli mereka.
Dengan bantuan tunai ini, masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti beras, minyak goreng, telur, dan sayuran tanpa harus berutang.
Selain itu, program ini juga menjadi bentuk stimulus ekonomi mikro, karena dana yang diterima warga akan berputar di sektor perdagangan lokal.
“Dana BLT Kesra bukan hanya bantuan sosial, tapi juga penggerak ekonomi di tingkat akar rumput,” ungkap pejabat Bappenas.
Perbedaan dengan Program PKH dan BPNT
Meski sama-sama berbentuk bantuan sosial, BLT Kesra memiliki karakteristik yang berbeda dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Program PKH bersifat berkelanjutan dan berbasis syarat, seperti kehadiran anak di sekolah dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
Sedangkan BPNT berupa bantuan pangan non-tunai yang dikonversi menjadi saldo elektronik untuk membeli bahan pokok di e-warung.
Sementara itu, BLT Kesra bersifat langsung dan tidak bersyarat, karena ditujukan untuk masyarakat yang belum pernah menerima bantuan sebelumnya.
Program ini diharapkan dapat mengisi celah yang belum tercakup oleh PKH dan BPNT, terutama bagi kelompok miskin baru akibat kondisi ekonomi pascapandemi.
“Bantuan ini lebih bersifat emergency support bagi keluarga yang baru jatuh miskin dan belum terdaftar dalam sistem bansos tetap,” ujar ekonom sosial dari Universitas Indonesia.
Peran Pemerintah Daerah dan Pengawasan Publik
Pelaksanaan BLT Kesra juga melibatkan pemerintah daerah sebagai pihak verifikator utama.
Pemda diminta aktif mendata warga yang benar-benar membutuhkan, termasuk pekerja informal, buruh harian, dan warga desa terpencil.
Selain itu, pemerintah juga membuka kanal pengaduan publik melalui website resmi Kemensos untuk mencegah penyelewengan dan memastikan transparansi.
Masyarakat dapat melapor jika menemukan data ganda atau bantuan tidak tepat sasaran.
“Kami ingin mekanisme ini akuntabel dan diawasi publik. Semua data terbuka dan bisa diakses,” jelas perwakilan Inspektorat Jenderal Kemensos.
Upaya ini sejalan dengan prinsip good governance, di mana program bantuan publik harus transparan, akurat, dan bebas dari praktik penyimpangan.
Dampak Sosial dan Harapan Pemerintah
Program BLT Kesra diharapkan mampu memberikan dampak sosial positif, terutama dalam jangka pendek.
Selain membantu keluarga rentan, bantuan ini juga menjadi alat redistribusi fiskal untuk menjaga keseimbangan ekonomi di tingkat lokal.
Bagi pemerintah, keberhasilan program ini menjadi bukti komitmen dalam memperkuat jaring pengaman sosial nasional.
Ke depan, data penerima BLT Kesra akan diintegrasikan dengan sistem bantuan reguler agar masyarakat tidak perlu mendaftar ulang di berbagai program.
“Kita ingin menciptakan sistem bantuan yang adaptif dan terintegrasi, sehingga tidak ada warga miskin yang terlewat,” ujar Menteri Sosial.
Masyarakat yang menerima bantuan diimbau memanfaatkan dana dengan bijak, terutama untuk kebutuhan dasar rumah tangga.
Kementerian Sosial juga berencana mengadakan edukasi finansial sederhana bagi penerima agar bantuan dapat memberi manfaat lebih panjang.
Langkah Lanjutan dan Evaluasi Program
Setelah penyaluran tahap pertama, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas program BLT Kesra.
Evaluasi ini meliputi ketepatan sasaran, dampak ekonomi lokal, serta kepuasan penerima bantuan.
Jika hasilnya positif, program serupa berpotensi dilanjutkan dengan cakupan lebih luas di masa mendatang.
Kementerian Keuangan telah menyiapkan anggaran cadangan perlindungan sosial sebagai antisipasi apabila tekanan ekonomi kembali meningkat.
Selain itu, pemerintah juga terus memperbarui basis data kesejahteraan nasional agar distribusi bantuan di masa depan lebih cepat dan efisien.
Langkah ini menjadi bagian penting dari reformasi sosial menuju Indonesia yang lebih inklusif.
“BLT Kesra adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk semua warga, tidak hanya bagi penerima bantuan reguler,” tutup pejabat Kemensos.
Kesimpulan
Penyaluran BLT Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp900 ribu menjadi kabar baik bagi masyarakat non-PKH dan non-BPNT.
Program ini dirancang untuk menjaga daya beli, memperkuat ketahanan ekonomi, dan memastikan kelompok rentan tidak terabaikan.
Dengan pengawasan yang ketat, sistem digital yang transparan, dan keterlibatan masyarakat, pemerintah berharap program ini benar-benar bermanfaat.
Bagi jutaan warga yang selama ini belum tersentuh bansos, BLT Kesra menjadi wujud nyata bahwa negara hadir untuk melindungi seluruh rakyatnya — tanpa terkecuali.

Cek Juga Artikel Dari Platform rumahjurnal.online
