Polda Metro Jaya Bantah Pria Viral Pembawa Mobil Barbuk yang Mengaku Anak Anggota Propam
kabarsantai.web.id Media sosial kembali diramaikan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang pria membawa mobil diduga barang bukti milik Polsek. Dalam video itu, pria tersebut mengaku sebagai anak dari anggota Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Metro Jaya. Pengakuannya langsung memicu perhatian publik karena membawa mobil barang bukti bukan hal yang bisa dilakukan sembarang orang.
Video berdurasi singkat itu beredar luas di media sosial dan aplikasi pesan. Banyak warganet mempertanyakan bagaimana seseorang yang mengaku anak anggota polisi bisa membawa kendaraan yang disebut-sebut merupakan barang bukti kasus. Sebagian lainnya khawatir ada penyalahgunaan wewenang atau tindakan tidak sesuai prosedur.
Polda Metro Jaya Mengeluarkan Bantahan Resmi
Menanggapi viralnya video tersebut, Polda Metro Jaya memberikan klarifikasi tegas. Melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, kepolisian memastikan bahwa pengakuan pria dalam video itu tidak benar. Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan data anggota Propam yang memiliki anak sesuai klaim dalam video tersebut.
Menurut Budi Hermanto, tim Propam sudah melakukan penelusuran internal. Hasilnya tidak ada hubungan keluarga antara pria dalam video dan anggota yang berdinas di Bid Propam Polda Metro Jaya. Artinya, pernyataan pria tersebut merupakan pengakuan palsu yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Pemeriksaan Dilakukan oleh Propam
Propam Polda Metro Jaya langsung bergerak cepat setelah video tersebut viral. Mereka memeriksa asal mula video, identitas pria yang mengaku sebagai anak anggota, serta keberadaan mobil yang disebut sebagai barang bukti. Proses ini dilakukan untuk memastikan apakah ada anggota yang terlibat atau apakah mobil tersebut benar-benar merupakan barang bukti dari salah satu Polsek.
Pemeriksaan juga melibatkan pengecekan database anggota, daftar keluarga anggota polisi, serta laporan internal terkait kendaraan barang bukti. Dari hasil pemeriksaan menyeluruh, Propam memastikan tidak ada fakta yang mendukung pernyataan pria tersebut. Dengan demikian, pengakuan itu dinilai sebagai bentuk penyampaian informasi yang tidak sesuai kenyataan.
Misinformasi dan Risiko yang Ditimbulkannya
Kepolisian menilai bahwa penyebaran informasi palsu seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif. Banyak masyarakat mudah percaya pada video viral tanpa mengetahui konteks sebenarnya. Hal ini bisa memicu spekulasi berlebihan tentang kinerja atau integritas institusi kepolisian.
Pengakuan palsu juga dapat memicu tuduhan yang tidak berdasar terhadap aparat. Dalam kasus ini, penyebaran video berpotensi merusak citra Bid Propam yang tugas utamanya mengawasi disiplin dan profesionalitas anggota. Karena itu, klarifikasi diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih jauh.
Status Mobil yang Diduga Barang Bukti
Salah satu fokus penting dari pemeriksaan adalah status mobil yang dibawa pria dalam video. Dalam beberapa kasus, kendaraan barang bukti memang bisa dipindahkan dalam rangka penyidikan atau pemeriksaan lanjutan. Namun, mobil tersebut tidak boleh dibawa oleh pihak di luar penyidik atau petugas berwenang.
Polda Metro Jaya belum merinci apakah mobil dalam video memang merupakan barang bukti dari suatu kasus atau hanya klaim sepihak dari perekam. Namun, kepolisian memastikan bahwa mobil tersebut tidak dikeluarkan melalui prosedur yang sah jika dibawa oleh masyarakat sipil tanpa pendampingan petugas.
Respons Publik dan Kebutuhan Edukasi Digital
Viralnya video ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat cepat merespons isu yang melibatkan polisi. Banyak yang memberikan komentar kritis, ada pula yang langsung menyebarkan video tersebut tanpa verifikasi. Hal ini menegaskan pentingnya edukasi digital agar masyarakat lebih berhati-hati ketika menerima dan membagikan konten sensitif.
Polda Metro Jaya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi dari media sosial. Setiap klaim yang menyangkut institusi hukum harus diverifikasi melalui sumber resmi. Masyarakat diminta untuk mengonfirmasi informasi semacam ini melalui kanal kepolisian, agar tidak ikut menyebarkan kabar yang tidak akurat.
Langkah Lanjutan dari Kepolisian
Kombes Budi Hermanto mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kasus ini sesuai aturan. Pria dalam video akan diperiksa lebih jauh mengenai motif pengakuannya. Jika ditemukan unsur pelanggaran hukum, tindakan selanjutnya akan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, kepolisian berencana memperketat pengawasan terhadap barang bukti di berbagai Polsek, guna memastikan tidak ada celah bagi pihak tidak berwenang untuk memanfaatkan situasi. Pengawasan internal juga akan ditingkatkan untuk memastikan prosedur tetap berjalan sesuai standar.
Penutup: Klarifikasi Penting untuk Menjaga Kepercayaan Publik
Bantahan resmi dari Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa informasi yang beredar di media sosial harus selalu disikapi dengan hati-hati. Video viral tidak selalu menggambarkan fakta yang sebenarnya. Melalui klarifikasi ini, Polda Metro berharap masyarakat memahami situasi dengan lebih objektif.
Kepolisian juga memastikan bahwa setiap informasi sensitif akan ditangani secara profesional. Dengan komunikasi yang jelas dan transparan, kepercayaan publik terhadap lembaga hukum dapat tetap terjaga.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id
