Serba-serbi Gibran di KTT G20: Diplomasi, Bebas Visa, hingga Aksi Kepalan Tangan di Forum Global
kabarsantai.web.id Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tampil sebagai salah satu tokoh yang paling mencuri perhatian dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20. Kehadirannya membawa warna baru karena gaya komunikasinya yang lugas, visual penuh percaya diri, dan pendekatan diplomasi yang dinilai berbeda dari para pemimpin senior lainnya. Gibran terlihat menekankan pesan bahwa Indonesia ingin tampil sebagai negara yang progresif, modern, dan tidak ragu menunjukkan inovasinya kepada dunia.
Dalam berbagai agenda resmi, Gibran tampil tegas dan aktif berinteraksi dengan delegasi negara lain. Gaya komunikasinya yang sederhana namun langsung ke inti persoalan membuat beberapa pemimpin dan jurnalis internasional memperhatikan pendekatan yang ia bawa. Kunjungan kerjanya mendapatkan liputan luas termasuk dari jurnalis Kompas.com Rahel Narda Chaterine yang mengikuti seluruh rangkaian acara.
Mendorong Kerja Sama Lewat Kebijakan Bebas Visa
Salah satu topik yang cukup menarik perhatian adalah pembahasan kebijakan bebas visa. Gibran menegaskan bahwa Indonesia tengah mempertimbangkan penerapan bebas visa secara selektif sebagai upaya memperkuat hubungan internasional, meningkatkan pariwisata, serta membuka jalur investasi baru. Kebijakan ini bukan hanya soal mempermudah wisatawan masuk, tetapi juga langkah diplomasi untuk menciptakan konektivitas yang lebih besar di antara negara-negara mitra.
Gibran menyampaikan bahwa kebijakan tersebut akan mempertimbangkan kondisi keamanan, kebutuhan strategis, serta potensi ekonomi. Menurutnya, Indonesia tidak boleh tertinggal dibandingkan negara lain yang sudah menerapkan kebijakan serupa untuk menarik pengunjung dan investor. Pesan ini disampaikan dalam beberapa forum diskusi bilateral yang berlangsung selama KTT G20.
QRIS Jadi Sorotan: Indonesia Tunjukkan Transformasi Digital
Dalam forum ekonomi KTT G20, Gibran untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pembayaran digital Indonesia, QRIS, di hadapan delegasi internasional. Momen ini menjadi titik penting karena Indonesia menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga berkembang pesat di Asia Tenggara.
Gibran menjelaskan bahwa QRIS telah menjadi standar pembayaran digital yang digunakan di seluruh Indonesia. Sistem ini memungkinkan transaksi tanpa uang tunai yang cepat, efisien, dan aman. Ia menekankan bahwa digitalisasi UMKM adalah kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Dengan menampilkan QRIS, Indonesia ingin menunjukkan bahwa inovasi lokal dapat bersaing dengan teknologi internasional.
Delegasi dari beberapa negara Afrika dan Asia disebut menaruh minat pada sistem tersebut karena dinilai relevan bagi negara-negara dengan populasi besar dan infrastruktur keuangan yang sedang berkembang. Momen ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu menawarkan solusi teknologi skala besar.
Aksi Kepalan Tangan yang Menjadi Simbol Kekuatan Moral
Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah ketika Gibran melakukan gestur kepalan tangan dalam sebuah sesi foto bersama. Meski terlihat sederhana, gestur tersebut menjadi bahan pembicaraan para jurnalis dan peserta konferensi. Tindakan itu diartikan sebagai simbol semangat, keberanian, dan pesan bahwa Indonesia datang sebagai negara yang percaya diri di tengah berbagai tantangan global.
Aksi kepalan tangan tersebut memberi kesan kuat bahwa Gibran ingin memperlihatkan Indonesia sebagai negara yang tidak gentar dalam menghadapi isu krisis ekonomi, perubahan iklim, serta ketidakpastian global. Momen tersebut mendapat respons positif dari beberapa delegasi, terutama dari negara-negara berkembang yang melihat Indonesia sebagai rekan strategis yang setara.
Gaya Komunikasi Gibran yang Lugas dan Efisien
Selain isu strategis, gaya komunikasi Gibran menjadi salah satu aspek yang banyak dibicarakan. Ia cenderung menjawab pertanyaan jurnalis dengan jawaban pendek namun jelas. Pendekatan ini berbeda dari gaya diplomasi yang biasanya panjang dan formal, sehingga membuatnya menjadi figur yang mencuri perhatian.
Beberapa jurnalis asing menganggap Gibran sebagai representasi pemimpin generasi baru Asia. Ia dianggap mampu membawa suasana segar sekaligus menampilkan diri sebagai pribadi yang pragmatis dan fokus pada solusi praktis. Cara berbicaranya yang bebas jargon membuat ide-idenya mudah dipahami audiens internasional.
Agenda Diplomasi Ekonomi yang Padat dan Terarah
Selama mengikuti KTT G20, Gibran menghadiri berbagai pertemuan yang membahas banyak aspek, mulai dari kerja sama digital, ketahanan pangan, hingga peluang investasi. Dalam setiap forum, Gibran menekankan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan negara lain dalam menghadapi tantangan global. Ia juga menyampaikan bahwa kemitraan dengan negara berkembang adalah salah satu prioritas.
Dalam pertemuan bilateral, Gibran memperkenalkan beberapa peluang investasi di sektor energi, digital, dan infrastruktur. Ia menegaskan bahwa Indonesia butuh mitra strategis yang ingin tumbuh bersama, bukan hanya datang untuk mengeksploitasi sumber daya.
Penutup: Gibran Tunjukkan Citra Diplomasi Baru Indonesia
Kehadiran Gibran di KTT G20 menciptakan narasi baru tentang bagaimana Indonesia tampil di panggung dunia. Ia membawa teknologi lokal ke tingkat internasional, mendorong kolaborasi ekonomi, dan menampilkan diri sebagai pemimpin yang percaya diri serta dekat dengan publik muda.
Serba-serbi aktivitasnya—mulai dari pembahasan bebas visa, promosi QRIS, hingga gesture kepalan tangan—menunjukkan gaya diplomasi yang lebih modern dan responsif. Dengan pendekatan seperti ini, Indonesia semakin diakui sebagai negara yang memiliki inovasi dan keberanian menghadapi perubahan global.

Cek Juga Artikel Dari Platform hotviralnews.web.id
