Israel Kembali Gempur Gaza Lewat Serangan Udara, 21 Warga Tewas dan Puluhan Terluka
kabarsantai.web.id Wilayah Gaza kembali diguncang serangan udara Israel yang menyebabkan 21 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya mengalami luka. Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa serangan tersebut terjadi di beberapa titik sekaligus dan mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan, rumah warga, serta fasilitas umum. Serangan ini menambah panjang daftar jatuhnya korban akibat konflik yang tak kunjung mereda.
Menurut laporan sejumlah lembaga kemanusiaan di Gaza, serangan udara dilakukan secara beruntun. Suara ledakan terdengar keras di beberapa wilayah padat penduduk. Tim pertahanan sipil dan relawan setempat langsung melakukan evakuasi di tengah reruntuhan bangunan, mencari korban yang masih tertimbun puing.
Ketegangan Memuncak di Tengah Gencatan Senjata yang Rapuh
Serangan ini terjadi ketika gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlaku di atas kertas. Gencatan senjata tersebut ditengahi oleh Amerika Serikat sebagai upaya mengurangi eskalasi setelah perang berkepanjangan. Namun, realita di lapangan menunjukkan situasi yang sangat tidak stabil.
Kedua pihak saling menuduh melanggar kesepakatan penghentian tembakan. Hamas menilai Israel melakukan provokasi lewat penempatan pasukan dan serangan udara. Sementara itu, Israel menuduh Hamas melancarkan serangan mendadak dan mencoba menembus titik perbatasan yang seharusnya aman dalam masa gencatan.
Ketegangan yang terus meningkat ini menunjukkan betapa rapuhnya perjanjian yang telah disepakati. Gencatan senjata belum mampu menghentikan kekerasan yang terjadi di lapangan, terutama ketika saling curiga masih mendominasi hubungan kedua belah pihak.
Klaim Israel Soal “Teroris Bersenjata”
Militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa penyerangan dilakukan sebagai respons atas insiden di mana seorang “teroris bersenjata” melintasi Garis Kuning di Jalur Gaza—zona yang sebelumnya ditinggalkan pasukan Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Israel menyatakan bahwa individu tersebut melepaskan tembakan ke arah tentara Israel di titik perbatasan.
Menurut Israel, serangan udara yang mereka lancarkan merupakan tindakan defensif untuk mencegah eskalasi lebih besar. Mereka mengklaim bahwa Hamas masih menyimpan senjata dan melakukan persiapan militer di area yang seharusnya steril dari aktivitas bersenjata selama gencatan berlangsung. Namun, klaim ini ditolak oleh kelompok Hamas yang menyebut Israel mencari alasan untuk memperpanjang operasi militernya.
Hamas Membantah Tuduhan dan Salahkan Israel
Hamas menyatakan bahwa tuduhan Israel terkait “teroris bersenjata” merupakan narasi sepihak yang tidak didukung bukti di lapangan. Mereka menuduh Israel melanggar gencatan senjata terlebih dahulu melalui aktivitas militer, patroli, dan serangan terbatas yang dilakukan beberapa hari sebelumnya. Menurut Hamas, serangan udara terbaru ini membuktikan bahwa Israel tidak berniat menjaga perdamaian yang telah disepakati.
Hamas juga menuding bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari tekanan psikologis terhadap warga Gaza. Dalam pernyataannya, mereka mengutuk tindakan Israel yang menyebabkan jatuhnya korban sipil dan meminta komunitas internasional segera turun tangan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Korban Sipil Kembali Berjatuhan
Serangan udara yang menghantam permukiman penduduk membuat korban sipil kembali berjatuhan. Banyak di antara korban adalah perempuan, anak-anak, dan lansia yang tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri. Rumah-rumah warga hancur, sementara fasilitas publik seperti jalan dan toko di sekitar lokasi serangan mengalami kerusakan parah.
Tim medis di Gaza melaporkan bahwa rumah sakit kembali kewalahan menangani korban luka. Kondisi sistem kesehatan yang terbatas membuat penanganan darurat semakin sulit. Tenaga medis bekerja tanpa henti untuk menolong pasien dengan luka berat akibat ledakan dan reruntuhan bangunan.
Situasi Kemanusiaan Semakin Memburuk
Gaza sudah lama menghadapi situasi kemanusiaan yang sangat kompleks. Infrastruktur yang rusak, listrik yang terbatas, kesulitan mendapatkan air bersih, dan akses medis yang minim menjadikan setiap serangan baru semakin memperburuk keadaan. Organisasi kemanusiaan internasional menyatakan bahwa serangan yang terus terjadi membuat penduduk Gaza hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian.
Warga yang tinggal di wilayah-wilayah yang terdampak serangan terpaksa mengungsi sementara. Banyak dari mereka tinggal di sekolah, bangunan kosong, atau rumah kerabat di daerah yang ditilai lebih aman. Namun, dalam konflik seperti ini, tidak ada wilayah yang benar-benar aman dari ancaman serangan udara.
Desakan Internasional agar Konflik Tidak Meluas
Komunitas internasional mengingatkan bahwa pelanggaran gencatan senjata dapat membuka jalan bagi konflik yang lebih besar. Beberapa negara menyerukan agar kedua pihak kembali ke meja perundingan. Mereka menekankan pentingnya menghentikan aksi-aksi militer yang dapat menambah korban dan merusak upaya perdamaian.
Organisasi internasional seperti PBB juga mengingatkan bahwa serangan terhadap wilayah padat penduduk melanggar prinsip kemanusiaan. Mereka meminta agar akses bantuan kemanusiaan dibuka lebih luas agar warga Gaza dapat menerima pertolongan yang memadai.
Penutup: Konflik yang Belum Menemukan Titik Terang
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa konflik Israel-Gaza masih jauh dari kata usai. Gencatan senjata yang rapuh terus diuji oleh aksi militer dan saling tuduh di antara kedua pihak. Dengan korban sipil yang terus berjatuhan, harapan akan perdamaian semakin sulit terwujud.
Selama akar konflik tidak ditangani, serangan demi serangan berpotensi kembali terjadi. Warga Gaza dan Israel sama-sama membutuhkan stabilitas, namun jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh tantangan.

Cek Juga Artikel Dari Platform cctvjalanan.web.id
