PKB: Permintaan Maaf Cak Imin Wujud Rendah Hati, Tapi Ditanggapi Secara Arogan oleh Raja Juli
kabarsantai.web.id Ketegangan politik semakin terasa di antara dua elite pemerintah ketika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memberikan pernyataan yang dianggap sebagai nasihat kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni terkait urusan pertanggungjawaban jabatan. Hubungan keduanya yang semula terlihat akrab justru menimbulkan friksi baru setelah ucapan Cak Imin dibalas dengan respons yang dinilai penuh kesombongan.
Sikap saling sindir di ranah politik bukan hal baru, namun kali ini sorotan publik meningkat karena keduanya berada dalam lingkar pemerintahan. PKB kemudian angkat suara melalui Ketua DPP PKB, Daniel Johan, yang menjelaskan makna sebenarnya dari sikap Cak Imin: permintaan maaf sebagai bentuk kerendahan hati, bukan sebagai serangan.
Menurut Daniel, Cak Imin selama ini selalu mengedepankan komunikasi yang baik dengan kolega politiknya, apalagi dengan sosok yang masih dianggap sahabat. Ia menilai sangat disayangkan ketika sikap yang tulus itu justru terbalas dengan pernyataan yang terkesan merendahkan.
“Kalau pun benar seperti yang diberitakan, itu adalah sikap rendah hati Cak Imin. Tapi sayang, kerendahhatian itu malah dijawab dengan kesombongan oleh Raja Juli,” tegas Daniel.
Nasihat yang Berbuntut Salah Tafsir
Persoalan ini bermula dari pernyataan Cak Imin yang menyinggung soal tobat nasuha dalam konteks jabatan publik. Pesan tersebut pada dasarnya merupakan pengingat moral agar setiap pemimpin menjalankan amanah dengan hati bersih, karena kekuasaan bukan sesuatu yang abadi. Namun frasa itu dianggap sebagian pihak sebagai sindiran tajam yang menyudutkan Raja Juli.
Daniel menepis tafsir tersebut. Ia menjelaskan bahwa pesan itu disampaikan layaknya seorang sahabat yang saling mengingatkan. Apalagi, jabatan dalam pemerintahan membawa konsekuensi besar, baik di mata publik maupun di mata Tuhan.
“Seharusnya yang diingatkan justru berterima kasih. Jabatan itu ada pertanggungjawabannya kepada Tuhan, bukan sekadar kekuasaan duniawi,” ujarnya.
Menurut Daniel, apa yang dilakukan Cak Imin merupakan bagian dari etika politik yang menekankan nilai saling mengingatkan agar tidak ada pejabat yang tergelincir dalam kesombongan kekuasaan.
Sikap Elite Politik dan Keterkejutan Publik
Bagi sebagian pengamat, reaksi Raja Juli dianggap terlalu defensif dan tidak mencerminkan kedewasaan dalam komunikasi politik. Publik pun menanggapi dengan beragam komentar, terutama di media sosial yang memantau setiap perkembangan isu politik negara.
PKB menilai bahwa polemik semacam ini seharusnya tidak perlu terjadi jika semangat komunikasi yang dikedepankan adalah kesejukan. Daniel mengingatkan bahwa pejabat publik membawa harapan banyak orang, sehingga tutur dan perilakunya sebaiknya mencerminkan kebijaksanaan.
Dinamika yang terjadi antara kedua tokoh ini kini menjadi sorotan yang menunjukkan bagaimana tensi politik bisa muncul dari perbedaan interpretasi terhadap satu kalimat.
Pesan Moral di Balik Kritik PKB
Lebih jauh, Daniel Johan menegaskan bahwa inti pesan PKB bukan soal siapa yang lebih benar ataupun lebih kuat di pemerintahan, melainkan soal bagaimana setiap pejabat negara harus menyadari:
- Kekuasaan adalah amanah
- Jabatan hanyalah titipan sementara
- Setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban moral dan spiritual
Karena itu, Cak Imin menyampaikan permintaan maaf untuk menjaga situasi tetap kondusif. Namun respons yang diterimanya justru jauh dari ekspektasi, bahkan terkesan meremehkan niat baik tersebut.
Daniel pun menilai bahwa kesan arogan seharusnya tidak ditunjukkan oleh pejabat negara yang diberikan amanah begitu besar.
Seruan untuk Menurunkan Ego Politik
PKB menyerukan agar semua pihak yang berada dalam pemerintahan kembali pada tujuan utama yaitu melayani rakyat. Perdebatan yang tidak produktif justru menciptakan jarak antara publik dan pemerintah. Menurut Daniel, ego harus diturunkan agar komunikasi politik tetap sehat, meskipun kritik atau perbedaan pandangan tak bisa dihindari.
Ia juga mengingatkan bahwa rakyat memantau setiap gerak-gerik pejabat, sehingga sikap saling menghormati justru akan memperkuat kredibilitas pemerintah, bukan melemahkan.
“Kenapa harus merespons dengan kesombongan? Padahal ucapan itu (dari Cak Imin) jelas sebagai warning penuh rasa persahabatan,” kritiknya.
Menjadi Pelajaran bagi Para Pemimpin
Polemic ini kini menjadi refleksi tentang bagaimana komunikasi politik dijalankan di tingkat elite. Cak Imin yang menunjukkan sikap merendah dianggap justru tidak dihargai, bahkan dibalas dengan retorika keras. Situasi ini menurut PKB perlu segera diluruskan agar tidak berkembang menjadi perseteruan panjang.
Daniel menegaskan bahwa apa yang diucapkan Cak Imin harus ditempatkan dalam konteks positif: saling mengingatkan dan saling menjaga agar pejabat publik tetap berada di jalan yang benar.
Penutup
Tensi yang terjadi antara Cak Imin dan Raja Juli bukan hanya sekadar perselisihan dua tokoh politik. Ini adalah cerminan bahwa komunikasi di level kepemimpinan harus selalu dibangun di atas kerendahan hati, saling hormat, dan kesadaran bahwa jabatan adalah amanah.
PKB berharap, setiap kritik maupun nasihat yang disampaikan antartokoh pemerintahan tidak lagi dipandang sebagai serangan, melainkan sebagai bentuk saling menjaga agar para pemimpin tidak tersesat oleh ego kekuasaan. Sebab pada akhirnya, semua jabatan akan dimintai pertanggungjawaban bukan hanya oleh rakyat, tetapi juga oleh Tuhan.

Cek Juga Artikel Dari Platform dailyinfo.blog
