Terungkap, Siswa Pelaku Ledakan Simpan 7 Bom di SMAN 72 Jakarta, 4 di Antaranya Meledak
kabarsantai.web.id Kepolisian Daerah Metro Jaya akhirnya mengungkap hasil penyelidikan mendalam terkait ledakan yang mengguncang lingkungan SMAN 72 Jakarta.
Peristiwa itu sempat menimbulkan kepanikan luas di kalangan siswa, guru, dan masyarakat sekitar.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), tim Brimob menemukan total tujuh bom rakitan yang diduga disiapkan oleh seorang siswa sekolah tersebut.
Empat bom diketahui sempat meledak dalam kurun waktu yang berdekatan, sedangkan tiga lainnya berhasil diamankan dan dijinakkan sebelum menimbulkan kerusakan lebih besar.
Menurut keterangan Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto, dua bom pertama meledak di area parkiran belakang sekolah.
Ledakan berikutnya terjadi di dekat gudang perlengkapan olahraga, sementara satu bom lain meledak di koridor kelas lantai dua.
“Setelah tim kami tiba di lokasi, masih ada beberapa bom aktif yang belum meledak. Petugas langsung melakukan prosedur penjinakan menggunakan robot penjinak bahan peledak dan alat pengaman berlapis,” jelas Henik Maryanto dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya.
Kronologi dan Dugaan Motif Pelaku
Berdasarkan penyelidikan awal, pelaku diketahui merupakan seorang siswa laki-laki kelas XI yang dikenal pendiam dan tertutup di lingkungan sekolah.
Ia diduga menyimpan bahan peledak di ruang kosong di sekitar laboratorium sejak beberapa minggu sebelum kejadian.
Penyidik menemukan bahwa pelaku merakit bom menggunakan bahan kimia sederhana yang diperoleh dari toko daring.
Beberapa komponen seperti pipa paralon, bubuk mesiu, kabel listrik, serta detonator rakitan ditemukan di dalam tas sekolahnya.
Dari keterangan sejumlah saksi, pelaku terlihat membawa tas besar setiap pagi dan kerap menyendiri di area belakang sekolah.
Guru dan teman sekelasnya tidak menyangka bahwa ia mempersiapkan sesuatu yang berbahaya.
Pihak kepolisian kini tengah menyelidiki kemungkinan pelaku mendapatkan panduan pembuatan bom melalui internet atau forum daring tertutup.
Beberapa jejak digital di ponsel dan laptop miliknya menunjukkan akses ke situs berisi eksperimen bahan kimia eksplosif.
“Dari hasil forensik siber, kami menemukan aktivitas penelusuran yang mengarah pada konten perakitan bahan peledak. Motifnya masih kami dalami, apakah karena dorongan ideologi, tekanan psikologis, atau sekadar uji coba pribadi,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Aksi Cepat Tim Penjinak dan Evakuasi Sekolah
Begitu ledakan pertama terdengar, pihak sekolah segera mengevakuasi seluruh siswa dan tenaga pendidik.
Petugas keamanan sekolah sempat menutup akses utama, sementara tim pemadam dan ambulans dikerahkan ke lokasi.
Kepolisian mendatangkan tim Gegana Brimob untuk mensterilkan area sekolah.
Tim penjinak bahan peledak (Jihandak) bekerja selama lebih dari dua jam untuk memastikan tidak ada bom lain yang aktif.
Dalam proses evakuasi, beberapa siswa mengalami syok dan sesak napas akibat kepanikan, namun seluruh korban berhasil mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, meski beberapa bagian bangunan seperti plafon, jendela, dan perabotan sekolah mengalami kerusakan cukup parah.
BMKG dan Ahli Forensik: Bahan Peledak Berdaya Tekan Sedang
Ahli forensik dari Laboratorium Puslabfor Polri menjelaskan bahwa bom yang digunakan tergolong low explosive, atau memiliki daya ledak menengah.
Meski tidak sekuat bom militer, bahan ini tetap mampu menyebabkan luka serius dan kerusakan struktural dalam radius beberapa meter.
“Jenis bahan peledak ini mudah dirakit dengan komponen rumah tangga dan bahan kimia komersial. Namun efeknya tetap mematikan jika digunakan di ruang tertutup,” ungkap seorang ahli forensik yang terlibat dalam penyelidikan.
Pihak BMKG juga mencatat adanya getaran kecil di sekitar area sekolah pada waktu kejadian, yang terekam di sensor seismik lokal.
Hal ini menunjukkan bahwa ledakan memiliki energi signifikan yang cukup untuk menimbulkan efek seperti gempa kecil.
Dampak Sosial dan Tindakan Pencegahan
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan sekolah, termasuk pengawasan barang bawaan siswa.
Pemeriksaan tas dan metal detector akan mulai diterapkan di sejumlah sekolah yang dianggap rawan.
“Insiden ini menjadi pelajaran penting. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga harus menjadi ruang yang aman secara fisik dan psikologis,” ujarnya.
Pihak sekolah juga menggandeng psikolog anak dan konselor pendidikan untuk membantu para siswa yang mengalami trauma.
Pendampingan intensif diberikan kepada teman sekelas pelaku agar dapat memahami situasi tanpa menimbulkan stigma negatif.
Beberapa lembaga sosial bahkan menawarkan program edukasi literasi digital untuk mencegah anak-anak mengakses konten berbahaya di internet.
Tujuannya, agar generasi muda mampu membedakan antara pengetahuan ilmiah dan eksperimen berisiko tinggi yang berpotensi membahayakan diri maupun orang lain.
Penutup: Peran Semua Pihak dalam Mencegah Kekerasan di Sekolah
Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta menjadi pengingat bahwa ancaman kekerasan kini bisa muncul di lingkungan yang selama ini dianggap aman.
Teknologi informasi yang berkembang pesat dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan, tetapi juga pintu masuk bagi ide dan tindakan berbahaya jika disalahgunakan.
Pihak kepolisian berkomitmen melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap jaringan atau sumber informasi yang digunakan pelaku.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan menyerukan agar semua pihak — guru, orang tua, dan siswa — meningkatkan kewaspadaan, komunikasi, serta pendidikan karakter.
Tragedi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara aparat keamanan, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam menciptakan sekolah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi ancaman keselamatan.
Jika pelajaran dari peristiwa ini benar-benar diambil, maka keamanan sekolah di masa depan dapat dijaga dengan lebih baik — bukan melalui rasa takut, tetapi melalui kesadaran dan tanggung jawab bersama.

Cek Juga Artikel Dari Platform ketapangnews.web.id
